ALLAH menciptakan segala yang
ada di alam ini berpasang-pasangan. Saling melengkapi, saling mengisi,
bekerjasama, imbang-mengimbangi, mempengaruhi satu sama lain dan saling
menyempurnakan.
Dengan
berpasang-pasangan itu, jika salah satunya tiada, yang lain bakal merasa
kehilangan, timbul berbagai masalah dan persoalan lainnya.
Bagaikan malam dengan siang
atau umpama tangan kanan dan tangan kiri. Kaya dan miskin, penguasa dan rakyat
, ulama dan awam dan seterusnya.
Pernahkah kita membayangkan
adanya siang tanpa ada malam? Lantas apa gunanya dan apa maknanya? Atau
sebaliknya ada malam tanpa ada siang? Yang ada, bakal muncul masalah. Sehingga
Allah menyoal hal itu kepada kita di dalam Al-Quran untuk kita berfikir, yang
bermaksud:
“Katakanlah, Terangkanlah kepadaku, jika Allah
menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan
selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu
tidak mendengar?” (al-Qashah: 71-72)
Siang dan malam adalah pasangan serasi yang memungkinkan
terjadinya kehidupan di muka bumi. Jika bumi hanya memiliki siang saja, maka
kehidupan di muka bumi ini bakal musnah kerana terlalu panas. Permukaan bumi
bakal mendidih hanya dalam hitungan beberapa ratus jam saja.
Sebaliknya jika bumi hanya memiliki malam, di bumi pun tidak akan
muncul kehidupan kerana permukaan bumi bakal membeku. Juga hanya dalam hitungan
ratusan jam saja.
Pergantian siang dan malam itulah yang menyebabkan munculnya
mekanisme kehidupan secara sempurna di muka bumi. Allah menjadikan siang dan
malam demi terciptanya kehidupan manusia di dalamnya. Itulah yang digambarkan
Allah dalam berbagai ayat-Nya.
Bukan hanya soal siang dan malam sahaja Allah menciptakan
pasangan. Kaya miskin juga adalah pasangan yang serasi. Bolehkah anda
bayangkan jika manusia di muka bumi ini kaya semua? Siapakah yang mahu melayani
yang lain? Demikian juga bila miskin semua, siapa yang bakal membiayai
kehidupan sosial? Maka, kehidupan sosial kita bakal berhenti kerananya.
Dalam hal yang lebih khusus Allah SWT menyebut tumbuh-tumbuhan,
binatang dan manusia pun diciptakan berpasang-pasangan. Termasuk segala
sesuatu, yang tidak kita ketahui.
Lelaki adalah pasangan wanita. Demikian pula sebaliknya. Jika
mereka tidak berpasangan atau memilih pasangan yang lain, maka hasilnya adalah
masalah. Baik secara individual ataupun sosial. Keduanya saling melengkapi dan
memerlukan.
Mereka yang tidak berpasangan, ia menyalahi fitrahnya. Malangnya
di zaman moden ini ramai yang tidak mengakui hikmah berpasangan. Ada yang
berasa hidup lebih menyenangkan jika bersendirian. Mereka menganggap
perkahwinan menjadi beban kepada mereka. Mereka menurut kata hati berbanding
fitrah yang ditetapkan.
No comments:
Post a Comment